Festival Ketupat Sebagai Ruang Spiritual dan Identitas Budaya Madura

SUMENEP, MPD – Setiap tahun Pemkab Sumenep menggelar Festival Ketupat yang dikenal dengan nama Tellasan Topak, kali ini digelar di Pantai Slopeng pada Senin, 7 April 2025. Lebih dari sekadar acara wisata tahunan, festival ini telah berkembang menjadi ruang spiritual yang menyatukan masyarakat Sumenep dalam merayakan keberagaman dan kebudayaan.

Festival ketupat 2025 ini dimulai tepat pukul 08.30 WIB dengan kehadiran Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, bersama istri dan unsur Forkopimda. Mereka disambut meriah dengan iringan musik saronen dan tarian pesisir yang memukau. Dalam kesempatan ini, Bupati Achmad Fauzi tidak hanya bertindak sebagai pejabat, tetapi juga sebagai putra daerah yang kembali menziarahi akar budaya yang telah melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Sumenep.

Dalam sambutannya, Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo menegaskan bahwa Festival Ketupat bukan sekadar acara makan ketupat atau tradisi yang turun-temurun, tetapi juga simbol nilai luhur yang mengajarkan tentang berbagi, kesetaraan, dan saling memahami.

Baca Juga: Ikutilah Festival Layangan LED Piala Bergilir Bupati Sumenep 2023

“Ketupat mengajarkan kita tentang proses, kesabaran, dan pentingnya keterhubungan sosial. Saat seluruh keluarga, tetangga, dan masyarakat berkumpul untuk berbagi, di situlah peradaban tumbuh,” ujar Bupati Achmad Fauzi.

Setelah sambutan, arak-arakan Topak Lober dimulai dengan khidmat. Gunungan ketupat dan tumpeng diarak, menjadi simbol pusaka yang dihormati, diiringi musik saronen dan doa. Masyarakat pun turut serta dalam perebutan ketupat, untuk menjadi bagian dari sejarah yang menyatukan ummat Islam.

“Festival ini adalah komitmen bersama, napas kolektif yang tak boleh terputus. Mari kita wariskan ini agar anak-cucu kita tahu dari mana mereka berasal,” kata Bupati Sumenep dua periode ini, yang juga turut menekankan pentingnya peran budaya dalam mempererat ikatan sosial di tengah masyarakat.

Festival Ketupat 2025 juga diramaikan dengan berbagai kegiatan menarik seperti Lomba Kreasi Ketupat dan Festival Menu Ketupat yang melibatkan seluruh satuan kerja Pemerintah Kabupaten Sumenep. Berbagai bentuk dan cita rasa ketupat disajikan dengan sentuhan inovatif, menggambarkan kekayaan kuliner lokal yang terus berkembang.

Penampilan musik tradisional tong-tong dari Grup Laskar Madura dan tarian khas Madura semakin menambah semarak acara ini, serta menjadi bukti nyata dari upaya pelestarian budaya. Tak hanya itu, acara makan ketupat bersama atau Lober Topak sebagai simbol syukur dan kebersamaan pun sukses mengundang antusiasme masyarakat.

Dalam kegiatan Festival ini juga tidak lepas dari peran serta dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sumenep, untuk melakukan dokumentasi yang memungkinkan masyarakat luas untuk menyaksikan kemeriahan acara ini dan mempromosikan budaya lokal ke khalayak yang lebih luas.

Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah, Festival Ketupat 2025 tidak hanya mengangkat budaya lokal, tetapi juga memberi dampak positif dalam aspek pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi. Harapan besar untuk festival ini agar semakin semarak dan mendunia pada tahun-tahun mendatang terus digaungkan.

Festival Ketupat yang digelar di Sumenep ini sebagai tradisi bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga pondasi untuk membangun masa depan yang penuh harmoni, kreasi, dan kebanggaan budaya bagi masyarakat Madura.

Sebagai penutup, festival ini ditandai dengan ritual pelepasan burung merpati putih atau dara oddag ke langit. Burung merpati tersebut melambangkan kebebasan dengan penuh harapan dan perdamaian, mengingatkan bahwa budaya bukan hanya untuk dikenang, tetapi harus diteruskan dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *