SUMENEP, MPD – Kabar mengejutkan datang dari dunia pelayanan kesehatan di Kabupaten Sumenep. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, yang dikenal bermasyarakat dan sosial dikabarkan menyampaikan pengunduran dirinya dari jabatan strategis yang telah diemban sejak April 2019. Isu ini dengan cepat menyedot perhatian publik, mulai dari kalangan tenaga medis, aktivis masyarakat, LBH, tokoh media, hingga para purnawirawan pejabat pemerintah daerah.
Pengunduran diri ini mengemuka dan menjadi tanda tanya publik setelah tersiar pemberitaan di beberapa media online pada akhir Juli 2025 ini. Masyarakat pun bereaksi, terutama mereka yang selama ini menyaksikan berbagai kebaikan dan prestasinya serta terobosan dan transformasi pelayanan yang dilakukan dr. Erliyati. Di bawah kepemimpinannya, RSUD Sumenep mampu mengalami lonjakan signifikan, salah satunya adalah perubahan status rumah sakit dari tipe C menjadi tipe B—sebuah capaian monumental yang resmi tercapai di tahun ini.
Selain prestasi administratif, RSUD Sumenep juga menorehkan penghargaan nasional, termasuk Bintang Tiga Transformasi Digital dari BPJS Kesehatan RI, sebagai bentuk pengakuan atas sistem pelayanan berbasis digital dan integrasi teknologi kesehatan. dr. Erliyati dikenal mampu menghadirkan pelayanan modern dan humanis, mulai dari penambahan dokter spesialis prioritas (KJSU) hingga implementasi teknologi Radio Frequency Ablation (RFA) sebagai metode non-invasif dalam pengobatan.
Baca Juga: RSUD Sumenep Berkomitmen Tingkatan Pelayanan dan Transparan
TikTok: https://vt.tiktok.com/ZSS25EHgg/
Inisiatif sosial juga menjadi ciri khas dalam kepemimpinannya, seperti program “La Sehat”—layanan antar pasien pulang secara gratis—yang menunjukkan pendekatan kemanusiaan dalam pelayanan publik. Tidak heran jika sebagian masyarakat menyebut beliau sebagai “ibu rumah sakit”, sosok yang tak hanya memimpin secara teknis tetapi juga menyentuh sisi emosional pasien dan tenaga kesehatan.
Meski telah menyampaikan pengunduran dirinya secara lisan di media, hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi yang menjelaskan alasan pengunduran diri tersebut. Beberapa pihak menduga keputusan ini berkaitan dengan dinamika politik atau tekanan yang belum terpublikasi secara terbuka.
Reaksi publik pun mencuat, yang datang dari berbagai pihak. Pensiunan pejabat pemerintah sendiri pun juga bertanya-tanya. “Ada apa ini ……. !? Pimpinan yang baik dan inovatif kok akan mundur …… ! 😭😭😭,” tanya kenapa redaksi, dengan mengirimkan link beritanya.
“Beliau bukan sekadar direktur, beliau adalah inspirasi,” tulis salah seorang netizen di grup percakapan publik. Sejumlah purnawirawan juga menyatakan keprihatinannya. “Pimpinan yang baik dan inovatif, kenapa harus mundur?” tanya seorang pensiunan Polri melalui chat WhatsApp kepada redaksi.
Meskipun belum ada pernyataan tertulis, dr. Erliyati dikabarkan telah menyampaikan bahwa dirinya ingin mencari ladang amal jariyah di tempat lain, sebuah pernyataan yang menggambarkan ketulusan dan dedikasi dalam pengabdiannya selama ini.
Publik berharap sosok wanita seperti dr. Erliyati tetap berada di jabatannya untuk memimpin Rumah Sakit. Maka dari itu adanya kejelasan dari pihak terkait, agar isu ini tidak menimbulkan spekulasi liar dan dapat dijadikan momentum refleksi penting bagi keberlangsungan pelayanan publik yang profesional, berintegritas, dan manusiawi di Kabupaten Sumenep.




