Kedudukan Seorang Ibu Diatas Utama Dan Segalanya

SUMENEP | Penademokrasi.id, Kita memahami begitu besarnya pengorbanan Ibu kepada kita, Bangsa dan Negara, maka dari itu kita sebagai anak wajib dan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua khususnya ibu yang melahirkan kita, karena kedudukan seorang ibu paling utama diatas segalanya bagi kita.

Maka dari itu, atas jasa para Ibu untuk bangsa dan negara, pemerintah telah menetapkan berdasarkan Keppres RI No. 316 Tahun 1959, untuk memperingati hari ibu di Indonesia yang jatuh pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Momen ini diperingati guna untuk menghormati dan mengenang jasa para wanita yang telah menjadi seorang ibu.

Maka dari itu, kita untuk menghormati dan mengenang jasa ibu sepanjang masa bahwa kedudukan ibu lebih paling utama buat kita. Karena seorang ibu juga memiliki peran penting di dalam keluarga, mulai dari mengandung hingga membesarkan kita ataupun untuk anak-anak kita. Maka pantaslah terdengar kalimat bahwa “Surga itu di bawah telapak kaki Ibu.”

Baca juga: Marko Simic Kelelahan Usai Arak arakan Juara Piala Presiden

Hal ini memiliki arti bahwa kita semua dituntut harus berbakti dan juga menghormati ibu kita. Sesuai dengan dalil Islam bahwa seorang ibu memiliki kedudukan tertinggi dalam Islam. Sabda Rasulullah SAW menjelaskan bahwa berulang kali memberikan nasihat agar seorang anak menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama ibunya.

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya berpendapat, bahwa hadits di atas menunjukkan kecintaan dan kasih sayang kepada seorang ibu harus 3 kali lipat dibandingkan pada seorang ayah. Karena, bagi seorang ibu melewati banyak kesulitan selama mengandung kita.

“Kesulitan di masa kehamilan, ketika melahirkan, serta kesulitan saat menyusui dan merawat anaknya. Hal itu hanya dialami seorang ibu, tidak seorang ayah,” tulis Imam Al-Qurthubi yang diterjemahkan Nurul Asmayani dalam buku Perempuan Bertanya, Fikih Menjawab.

“Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.” (HR Ibnu Majah)

Selain itu, dalam cerita sejarah Rasulullah juga pernah berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari seseorang bernama Uwais al Qarni. Umar dan Ali untuk meminta Uwais mendoakan pengampunan bagi diri mereka. Karena Uwais al Qarni adalah orang yang dimuliakan Allah SWT, karena dia seorang anak yang sangat memuliakan ibunya.

“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian.” (HR Muslim).

Adapun perintah berbakti pada kedua orang yang sudah diterangkan dalam Al-Qur’an, surat Al Isra.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Maka dari semua itu, tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, rasa sayang dan cinta ibu memang tiada duanya. Apalagi jika mengingat perjuangannya untuk kita sebagai anaknya.

Meskipun sejumlah kata-kata mutiara yang akan kita ucapkan belum bisa membalaskan kebaikannya, tapi bisa sedikit menjadi referensi untuk meluapkan perasaan sayang, cinta, dan kerinduan kepada Ibu.

Kita sebagai seorang anak, tiada yang lebih berharga selain kedua orang tua. Sesosok ibu telah berjuang buat kita sejak dalam kandungan. Dari sosoknyalah kita bisa belajar arti cinta, menyayangi dan memberi dengan tulus.

Bagi ibu, anak adalah segalanya bahkan menjadi bagian hidupnya. Tak heran apabila kita sebagai seorang anak ingin membalas semua jasa ibu meski hal itu belum sebanding dengan perjuangannya.

Berbakti kepada orang tua itu, memiliki derajat yang setara bahkan lebih tinggi daripada jihad. Termasuk bagi orang tua yang sudah meninggal, anak masih dapat berbakti dengan senantiasa mendoakannya.

Maka dalam bentuk jasa seorang ibu jauh lebih besar pengorbanannya. Coba kita bayangkan ketika ibu melahirkan kita, hampir saja menghilangkan nyawanya dan disaat menyusui serta merawat kita hingga tumbuh besar seperti sekarang ini.

Kasih ibu bagaikan mentari yang tak pernah lelah bersinar. Bahkan saat kita terlelap, ia akan senantiasa tetap memberikan kasih sayangnya, sekalipun kita tak menyadarinya. Ibu selalu mempunyai tempat untuk menampung duka, lalu mengecupnya dan kita bisa bangkit kembali.

Ibu, sampai sampai kapanpun engkau tetap menjadi cahayaku, dengan segala kesendirian yang aku miliki atau dengan seluruh kesepian yang mendatangi. Aku takut kehilangan Ibu dan tak akan pernah ingin kehilangan Ibu.

Maafkan atas segala sifatku yang tak sengaja menyakiti ibu. Aku sangat mencintai ibu karena ia telah memberikanku segalanya. Dia beri aku cinta, dia beri aku jiwanya, dan dia memberiku seluruh waktunya, hingga kita bisa menjadi seperti ini karena jasa Ibu kita.

Membahagiakan Ibu adalah mimpi terbesarku. Maka, sehatlah selalu hingga tiba saatnya aku mewujudkan mimpiku itu Ibu, bersabarlah hingga aku sukses…!! Karena hanya engkaulah wanita satu-satunya yang tahu saat aku bersedih.

Tak ada manusia yang menyayangi kita melebihi kasih sayang ibu. Dan dia tetap rela menyayangi kita dalam kondisi apapun. Hingga detik akhirpun kau selalu menjadi orang yang pertama bagiku. Ibu engkaulah pahlawanku yang sesungguhnya, karena atas perjuanganmu aku bisa tumbuh dewasa sampai saat ini.

Aku tidak pernah melihat ada seorang sekuat ibu, aku tidak pernah melihat siapapun setegar ibu, aku ingin suatu hari aku menjadi seperti dirimu, I Love You Ibu.”

Sungguh mulia hatimu, Kasih sayangmu sangat sempurna bagi kita dan tidak ada wanita yang sempurna dan setia mencintai kita hingga akhir hayatnya, kecuali ibu.

Ibu telah menjadi pintu untuk kita terlahir di dunia ini, ibu juga yang akan menjadi pintu untuk kita menuju surga. Maka jagalah dengan baik pintu itu dengan kita berbakti kepada kedua orang tua terutama ibu dan beriman kepada Allah SWT.

Ibu, izinkan aku untuk memeluk hatimu agar aku dapat merasakan apa yang kau rasakan dari sakit yang tak menangis. Engkau Bidadari yang menyembunyikan sayapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *